Saturday, March 25, 2006

Berbagi Sajadah

Sholat Jum'at adalah wajib bagi setiap Muslim pria di seluruh dunia [*gak tau klo di Mars ato di Bulan bisa sholat jum'at gak?]. Dengan bergegas menuju Masjid dekat lokasi tempat kerja masing-masing para Ikhwan meninggalkan seluruh aktivitasnya [*termasuk nge-Blog, he..he..]. Dan seperti biasa sebelum sholat, ada khatib yang menyampaikan pidato keagamannya a.k.a khutbah. Meskipun gak semua jama'ah yang mendengarkan khutbah tersebut, melainkan melaksanakan rutinitas mereka yang mungkin tidak sempat dilaksanakan pada malam hari yaitu tidur (*atau mungkin hanya karena keletihan dan sedikit dibantu bisikan makhluk yang senantiasa menyesatkan manusia a.k.a setan, dengan santainya mata menutup secara perlahan).

Saya gak punya gambar orang yang terlelap tersebut, tapi mas Anca punya.

BTW, saya gak mo ngomongin orang yang tidur waktu jum'atan karena saya juga pernah. Saya cuma mo curhat. Jum'at kemarin, saya dan Doan berangkat ke Masjid sesaat sebelum adzan, jadi Masjid yang saya datangi untuk sholat tersebut sudah penuh sesak dengan jama'ahnya dan bahkan teras rumah warga disekitar menjadi perpanjangan masjid [bagaimana tidak, meskipun terdapat cukup masjid, akan tetapi jumlah warga asli dan mahasiswa pendatang yang jumlahnya cukup besar tidak dapat ditampung oleh masjid yang sebenarnya juga telah diperbesar (*oh ya, saya juga mahasiswa). Maklum masjid hanya penuh ketika jum'atan dan lebaran]. Dan saya pun hanya bisa duduk dipagar rumah yang tidak terlalu tinggi dan menunggu serta berharap bisa mendapatkan tempat ketika iqamat telah disuarakan dan para jama'ah mulai berdiri.Akan tetapi harapan mulai pupus, ketika jama'ah yang datang bertambah banyak. Yang tersisa hanya selembar koran yang kudapatkan di atas pagar yang kududuki (*entah siapa yang meletakkannya di sana) yang menjadi harapan terakhir sebagai alas untuk sujud dan jalan sempit kotor di antara masjid dan rumah warga. Itupun sudah menjadi perpanjangan masjid juga oleh orang yang membawa sajadah. Jadi apa boleh buat, terpaksa koran tersebut saya lebarkan dan duduk diatasnya. Terpikir olehku bagaimana cara sujud, sedangkan panjang koran itu tak mampu untuk menjadi pengganti sajadah untukku.

Tapi Alhamdulillah, sesaat setelah iqamat, ada orang yang berbaik hati berbagi sajadahnya yang besar dan panjang. Mungkin hal itu dianggap biasa saja, tapi sangat membantu. Baik sekali orang itu. Terima Kasih.

4 Comments:

Blogger Sisca said...

Mas, indahnya apabila bisa saling berbagi....

2:07 AM  
Blogger .n.a.n.a. said...

Alhamdulillah, apa yg diajarkan Rasul-Nya senantiaa diamalkan umatNya... ^___^

4:23 PM  
Anonymous Anonymous said...

Ya, saya nyesel ngga sempat kenalan sama orang yang berbagi sajadahnya sama kita. BTW, kita do'akan aja ya orang itu...

1:56 AM  
Blogger Linda said...

itulah indahnya berbagi
untung sajadahnya besar ya, kalo kecil pasti gak bisa duaan deh :)

6:07 PM  

Post a Comment

<< Home